Rabu, 17 Februari 2016

Sendok Zahrah


Zahrah adalah seorang anak perempuan yang cerdas. Saat ini ia masih menduduki kelas satu SD. Zahrah tidak sekolah di sekolah reguler seperti anak kebanyakan. Ia sekolah di salah satu homeschooling yang berbasis aqidah islam. Kegiatan sekolah yang diikuti Zahrah dimulai pukul 07.00 dan berakhir pada pukul 14.30. Pelajaran pertama yang ia terima setiap harinya adalah tahfidzh Qur'an. dilanjutkan pelajaran tahsinul qur'an (cara membaca Al-Qur'an yang baik, benar, dan tepat). 

Pada pukul 09.30, Zahrah bersama teman-temannya sholat dhuha dan dilanjutkan dengan makan snack. Snack telah dihabiskan, saatnya menerima 1 jam pelajaran matematika. Zahrah dan teman-teman belajar matematika dipandu oleh seorang ustadz. Mereka belajar matematika sambil bermain dengan biji-bijian.
Tanpa terasa, pelajaran matematika telah usai, kini saatnya Zahra dan teman-temannya melakukan tidur siang yang dikoordinasi oleh sekolah. Setelah tidur sekitar 20 menit, Zahrah dan seluruh teman-temannya bersiap-siap untuk sholat dhuhur. Setelah itu adalah makan siang

Ketika seluruh anak sudah berbaris dengan rapi untuk mengambil makan siang, Zahrah masih nampak kebingungan. Ia memperhatikan sendok-sendok yang dibawa oleh teman-temannya. Tidak cukup dengan memperthatikan sendok yang dibawa teman-temannya, Zahra berlari ke dari satu meja ke meja lain untuk melihat sendok di setiap tempat sendok. Dalam hatinya ia bertanya 'Dimana sendokku?"

Seorang ustadz yang sedari tadi memperhatikan kegelisahan Zahrah segera menghampirinya.
"Assalamu'alaikum Zahrah"
"Wa'alaikumsalam ustadz (mata Zaharah masih berusaha mencari sendoknya)"
"Zahrah mencari apa nak?"
"Sendok Ustadz, Zahrah sedang mencari sendok Zahrah."
"Memang jatuh dimana nak?"
"Tidak jatuh ustadz, tapi sejak pertama Zahrah mau mengambil sendok, sendok Zahrah sudah tidak ada."
"Apakah sendok Zahrah tertukar dengan sendok teman-teman?"
"Tidak tahu ustadz. Sejak tadi Zahrah tidak melihat teman-teman membawa sendok Zahrah"
"Sendok Zahrah warnanya apa?"
"Sendokku berwarna pink, ustadz"
"Sudah dicari di rak piring?"
"Sudah ustadz, tapi tidak ada."
"Zahrah, coba perhatikan Ustadz!"
Zahrah pun mulai memperhatikan Ustadz, Zahrah menyadari sejak tadi diajak bicara dengan ustadz, ia tidak sopan karena kepalanya terus melihat-lihat sekitar dengan harapan ia akan menemukan sendoknya. Zahrah pun mulai memperhatikan raut ustadznya yang sudah mulai cemas kepada Zahrah. Sang Ustadz membayangkan betapa kasihannya Zahrah jika harus memakan sayur sup jagung tanpa sendok.
"Zahrah, coba sekarang tarik napas."
Zahrah pun menarik napas dalam dan mengeluarkan nafasnya melalui mulutnya yang mungil
"Nak, sekarang coba Zahrah membaca istighfar"
Zahrah pun mulai membaca istighfar sebanyak 10 kali.
"Zahrah, coba Zahrah ingat-ingat! Kemarin Zahrah menaruh sendok Zahrah dimana?"
Zahrah pun mulai berfiikir. Ia membuka memorinya. Ia mulai mengingat kemarin ia makan dengan sendoknya. Setelah makanannya habis, ia mencuci piring, menaruh piring di rak piring, dan senodknya..

"Astaghfirullah USTADZ!!!!!!!! Zahrah ingat sekarang. Zahrah ingat!"
Zahrah pun berlari menuju dapur. Ia pun segera menuju tempat untuk mencuci piring, dan ternyata
"Alhamdulillah"
Ia pun segera mencuci sendoknya. Tak lupa ia pun melap sendoknya. Zahrah kembali ke ruang makan dan segera mengambil makan siang, lalu duduk di kursinya. Sang ustadz pun menghampiri Zahrah.
"Bagaimana Zahrah, apa sudah ketemu sendonya?"
"Sudah ustadz, Alhamdulillah"
"Zahrah menemukan sendoknya dimana?"
"Di tempat cucian piring ustadz. Ternyata Zahrah lupa mencuci sendok Zahrah kemarin."
"Alhamdulillah. Ustadz ikut senang karena Zahrah bisa menemukan sendok Zahrah."
"Iya ustadz, terima kasih."
"Nanti setelah makan, jangan lupa sendoknya dicuci ya."
"Iya Ustadz. terima kasih"

Sabtu, 12 Oktober 2013

Aku Ingin Kembali Menulis

Minggu, 30 Oktober 2011

Perasaan yang kurasakan saat ini adalah suatu perasaan yang cukup aneh bagiku. Perasaan apabila aku melihatnya dari kejauhan, ingin aku mendekat. Bila ia tersenyum, tertawa ataupun marah menjadi hal yang memaksaku untuk melihatnya. Aku pun akan merasa malu bila ia ada di dekatku, walau aku tahu dia tidak mengenalku dan aku hanya tahu nama dan apa kegiatan yang diikutinya.

Andai aku bisa mengungkapkan hal ini pada sosok yang telah melahirkanku ke dunia ini dengan mempertaruhkan nyawanya. Berkali-kali aku mencoba untuk menyampaikannya. namun tetap saja aku ragu untuk mengucapkannya. Ya, aku tahu, mungkin dapat kuungkapkan melalui sebuah surat..

Dear Mama
Ma, Dira ingin curhat sama mama, tapi Dira ragu karena Dira malu. Itulah alasan mengapa Dira memilih menulis surat ini.
Ma, saat ini Dira merasakan sebuah perasaan yang bagi Dira adalah perasaan yang cukup aneh. Dira merasakan begitu malu ketika melihat sosok itu. Jika Dira tidak bertemu, Dira selalu menaruh harapan untuk melihatnya. Jika Dira sudah melihatnya, apapun yang ia perbuat menjadi begitu menarik bagi Dira. bahkan ketika ia dekat dengan seorang teman perempuan lain, entah mengapa Dira merasa suatu ketidak sukaan. Yang menyebabkan aneh bagi Dira adalah mengapa perasaan ini ada sementara dia tidak kenal Dira dan Dira pun hanya tahu dia dari perkenalan dirinya ketika menyatakan sebuah argumen saat seminar sedangkan dia sama sekali tidak mengenal Dira.Saat ini Dira butuh nasehat mama.

With Love,

Dira
-to be continue-

Minggu, 16 Oktober 2011

Dinamika Cinta

Cinta...

Sebuah kata yang selalu muncul, sering terdengar dan banyak orang berusaha mengungkapkannya. Aku pernah bertanya-tanya pada diriku, apakah manusia tidak bosan dengannya? Apa yang menyebabkannya menjadi begitu populer. Terbayang masa silam, ketika aku pernah bertanya pada Mama akan cinta. "Mama, cinta itu apa sih?", lalu mama menjawab "Cinta adalah apa yang Dira rasakan pada mama dan papa hingga Dira tidak mau pisah dengan mama dan papa".

Ketika itu aku begitu senang hingga memeluk mama dan menciumnya, karena saat itu aku merasa menjadi anak yang normal, anak yang punya cinta. Aku juga merasa jawaban yang diberikan oleh mama adalah jawaban yang sangat tepat dan memuaskan akalku. Namun setelah aku memiliki seorang adik, aku kembali bertanya pada mama, " Mama, kenapa Dira tidak suka kalau Mama selalu menggendong adik dan tidak mau menyuapi Dira? Apa Dira sudah tidak sayang pada Mama dan apa Dira tidak sayang adik?", sebuah ungkapan yang kulontarkan pada mama dengan llinangan air mata dan sesenggukan kecil.

Ah, lagi-lagi mama membuatku merasa senang. Kala itu mama meletakkan adikku yang baru saja diberi asi dan tertidur pulas di atas kasur kemudian mama tersenyum, memelukku dan mendudukkan aku pada sebuah kursi kecil berwarna pink dan berkata "Dira, apa yang Dira rasakan menunjukkan bahwa Dira sayang sama mama dan adik, bahkan cinta Dira pada mama dan adik sangat besar. Saat ini Dira merasakan apa yang namanya cemburu. dan cemburu itu cinta. Tapi.., Dira harus ingat, kalau Dira sedang cemburu, Dira tidak boleh marah, menangis atau teriak-teriak, akan tetapi Dira harus memeluk mama dan mencium adik. ok!!", senyum mama menutup penjelasannya dan seketika itu aku memeluk mama seraya "Dira cemburu pada adik dan mama karena Dira sayang mama dan adik". dan hal itu selalu aku lakukan ketika aku merasa cemburu pada adikku.

Beberapa tahun berlalu, aku masuk sekolah dan adikku semakin tumbuh besar. Ketika itu aku pulang dari sekolah sambil menangis. Aku masuki rumah dan menuju kamarku. Namun di kamar sudah ada adikku yang baru berumur dua tahun merobek buku bacaaanku.Tanpa sadar, aku mencubit adikku dan ia menangis. Sejenak aku bingung bagaimana mendiamkan adikku, hingga mama datang melihat apa yang aku lakuakn hingga adikku menangis. Saat itu mama menggendong adikku dan mama menggandeng tanganku untuk duduk di tempat tidur.

Saat itu aku hanya duduk menunduk, menyadari bahwa yang aku lakukan adalah sebuah kesalahan. Aku pun mulai menangis dan air mataku terus membahasi rok merahku. Mama menyadari aku menangis tetapi beliau tidak menghiraukan aku karena masih berusaha mendiamkan adikku. setelah adikku diam, mama meletakkannya di karpet dan memberikannya selembar kertas untuk diremas-remah olehnya.

"Dira, hari ini Dira capek dan lapar tidak?". Aku merasa kaget karena mama tidak marah padaku. Tanpa basa-basi aku pun mengangguk. Mama tersenyum dan "Dira mau makan tidak? hari ini mama membuatkan sup sosis spesial untuk anak mama yang sedang kecapekan.". "Benar ma? Spesial untuk Dira? Dira mau!!". Entahlah tanpa dikomando aku mengikuti mama menuju dapur. Mencium aroma dapur, aku tersenyum. Entahlah, mungkin karena perutku merasa senang dan siap untuk diisi. Benar, mama membuatkan aku sup sosis yang begitu enak dan membuatkan aku es jus jambu biji. Betapa riangnya hatiku. Dengan lahap aku memakan sup sosis dan meminum jus jambu itu. Selepas aku membaca doa sesudah makan, mama mendekatiku dan bertanya.
"Gimana, Dira suka?"
"Suka ma, masakan mama enak dan tiada duanya. Ibu penjual soto aja kalah enak dengan masakan mama.", ucapku girang.
"Dira, tadi pulang sekolah menangis kenapa?"
"Oh, itu tadi teman Dira nakal. Masa tadi buku dira dipinjem, dia ga bilang, terus pas Dira tanya dia ga ngaku. terus pas pulang Dira dicium. iiiihhhhh, pokoknya nyebelin. Pipi Dira kan jadi dicium sama orang yang ga Dira suka."
"Oh, itu alasannya, terus Dira pulang nangis dan minta ditemenin adik nangisny?"
"Ah, ga gitu, abis tadi adik merobek buku bacaan Dira yang dari Pakde To. padahal kan buku itu buku kesayangan Dira, yaudah adik Dira cubit aja. abis nambah-nambahin Dira kesel."
Dengan sebuah senyum yang menghiasi bibir mama, mama pun berkata
"Dira, teman Dira itu, sepertinya pengen deket sama Dira dan dia sayang sama Dira."
"Tapi, kalau sayang, harusnya ga boleh nakal donk ma!", protesku.
"Masalahnya, teman Dira itu tidak tahu gimana caranya dapet perhatian dari Dira, terus dia ga tau gimana caranya ungkapin sayangnya ke Dira. Jadi, dia usilin Dira."
"Ah, masa sih ma, orang dia anaknya buandel banget."
"Ih, Dira mah ga percaya sama mama. Coba deh, besok Dira mama bawain roti buat dia, terus Dira kasih-in rotinya, tar kan dia seneng dan ga nakal sama Dira."
"Bener ma?"
"Bener. oh iya, mama lupa. Laen kali kalau adik nakal, adik jangan dicubit. kasihan donk adiknya. Katanya Dira sayang sama adik?"
"Ya, sayang, tapi kalau adik nakal, Dira jadi ga sayang!"
"Ehm, adik itu kan ga nakal, cuma ga tau kalau itu buku kesayangan kakaknya tercinta, adik itu munkin pengen kasih kakak sesuatu, tapi ga tau mau kasih Dira apa. jadi, untuk menyambut kakak Dira, adik merobek buku kakak Dira."
"Terus Dira harus gimana ma, kalau adik nakal lagi?"
"Dira peluk, dan ajakin adik main, sambil Dira kasih tau apa yang harus adik lakukan. Dira ga mau kan kalau adik ngira Dira itu kakak yang galak?"
"Ya gak mau donk ma. Dira kan anak baik."

 Tapi, saat ini aku merasakan suatu perasaan lain, tapi bagaimana aku bilang sama mama?


-to be continued-

Jumat, 05 Februari 2010

TAQWA

Sekolah dan dapat teman.
Bermain bersama
Punya baju dan gaun pesta yang indah
Mendapatkan pujian
Rumah yang indah
Hidup yang layak
Orangtua yang utuh

tapi...
siapa aku?
selama ini aku hanya iri pada kalian
selama ini aku hanya berangan seperti kalian
tidakkah kalian tahu betapa aku ingin....
aku ingin di puji, aku anak yang cantik dan pintar
tapi tak pernah aku dapatkan itu
aku...
aku....
aku tak pernah meminta itu semua
aku hidup dari satu tong ke tong yang lain bukan karena inginku
aku hidup terpisah dari orangtuaku
itu juga bukan mauku
aku tak punya baju dan gaun yang indah juga bukan  pintaku

satu hal yang aku yakini
suatu hari nanti
aku juga akan mendapatkan kebahagiaan
yang terpenting
adalah bagaiamna aku tetap bertaqwa di atas segala kesulitan ini
semoga nanti
ketika aku harus bertanggung jawab
aku dapat mengatakannya dengan sangat mudah dan baik
sang Kholiq akan tersenyum dan memberiku buku dari tangan kanan Nya.

Minggu, 24 Januari 2010

BANGKITLAH.....

Saudaraku, tahu kah engkau?
Saat ini, detik ini, kita berada di negara yang masih mengizinkan kita untuk berkerudung, berjilbab, bercadar. namun saudara kita di Perancis, Swiss, Jerman, USA, Denmark, Belanda untuk berkerudung saja mereka harus didenda sekitar 9 juta, jika dirupiahkan.
Saudaraku, tahu kah engkau?
Saat ini, detik ini, kita berada di negara yang memperbolehkan masjid dan menara masjid untuk berdiri kokoh. namun saudara kita di Palestina, Swiss, Perancis, Italia, Belgia harus berjuang keras agar mereka dapat mempertahankan tempat di mana kita bertemu Alloh SWT.
Saudaraku, tahu kah engkau?
Saat ini, detik ini, kita berada di negara yang masih dapat menghargai kaum muslim. namun di sebagian bangsa Eropa, saudara kita digeledah habis-habisan. mereka menganggap bahwa kaum muslim adalah kaum yang harus selalu dicurigai dan kaum yang membawa masalah.

saudaraku, mengapa hal itu terjadi?
karena kaum kafir takut kalau kita bangkit
Takut kalau kita kembali berjaya.

itu semua karena, saat ini, semakin banyak umat manusia dari belahan barat yang masuk islam karena berfikir.
karena saat ini, hampir seluruh lapisan bumi berteriak ALLOHU AKBAR!!!!!!!!!!!
dan karena sebentar lagi khilafah akan tegak.

Saudaraku, kaum kafir meyakini khilafah akan kembali tegak, mereka juga meyakini kalau islam akan kembali berjaya dan memimpin kembali dunia. karena itu, saat ini mereka selalu berusaha mencegah hal itu. dengan mencekal kaum muslimin, dengan meneror kaum muslimin, dengan menindas kaum muslimin, dengan melemahkan pemikiran kaum muslimin.

Wahai saudaraku, dengan apa Alloh SWT harus menyadarkan kita?
Agar kita kembali ke jalan yang lurus! agar kita bangga dengan keislaman kita.
Agar kita masuk ke dalam islam secara kaffah.

Kapan kita akan menyerukan kebaikan, dan mencegah kemungkaran?
Apa kita tidak ingin menjadi orang yang dijanjikan Alloh untuk masuk ke dalam surga yang luasnya selangit dan bumi?

mari saudaraku, bangun kembali pemikiran kita. Mari, bersama-sama memegang teguh lagi Al-Qur'an dan As-sunnah.sudah cukup kita menderita. saatnya kini kita bangikt.
Terapkan syari'ah dalam naungan khilafah! ALLOHU AKBAR!!!!!!!!!!

Sabtu, 02 Januari 2010

HITAM PEKAT

ketika kesendirian menemaniku.
ketika ketakutan menjadi topik pembicaraanku
ketika cacian menjadi bagian hidupku
ketika hinaan menjadi matahari yang membangunkanku
di mana kalian saat itu?
tahukah kamu...??
itu semua akibat yang harus ku tanggung

tapi apa yang kalian lakukan?
kalian menghina orang yang aku sayangi
dengan madu kalian menghilangkna kehausanku
namun baru ku sadari, di dalamnya racun

kalian menasehatiku
namun kalian menyakiti hatiku
hanya agar orang ungkap
kalian adalah orang yang baik

aku tahu kebohongan dan keburukan kalian
namun kalian membalikkan fakta dan menghinanya
andai aku ini pendendam, pasti akan kuhancurkan kehidupan kalian

tapi aku mencintai bagian hati kalian
aku tak ingin menyakiti nya
andaikan aku ungkapkan keburukanmu pada dunia,
andaikan aku katakan pada bagianhati itu
aku berikan madu padanya
sesungguhnya racun
apa yang kalian rasakan?
apa yang ia rasakan?
tidakkah kalian berfikir hal itu???

berapa lama aku menderita?
berapa lama kalian menghancurkan kehidupanku?
berapa lama kalian bahagia di atas kehancuran kami?

aku tidak marah karena fakta itu
tapi jika ada satu kenyataan yang aku dapatkan kembali
bila bagian dari kalian yang lain
telah menghilangkan salah satu orang yang ku cintai
maka tak akan ada kata maaf
sebelum hati mu tahu
betapa menderitanya aku...

untukmu, madu tapi racun